This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

29 Februari 2016

penataan situasi belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif akan mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai eduktif dikarenakan kegiatan belajar dan mengajar yang diarahkan pada tujuan yang telah ditentukan dan direncanakan pada sebelumnya. Perencanaan kegiatan dilaksanakan oleh guru selaku perencana dalam hal pengajaran yang dilaksanakan  secara sistematis. Dalam hal ini guru selain berperan sebagai pendidik juga berperan sebagai perencana.
Harapan yang tidak pernah sirna dan guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang telah disampaikan dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik. Hal ini memberikan penjelasan bahwa kunci dari keberhasilan belajar peserta didik adalah bagaimana cara guru menyampaikan bahan ajar. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka peran guru sangatlah penting
Peran lingkungan yang baik akan mendorong hasil belajar dan meningkatkan kreaktivitas peserta didik. Lingkungan yang baik yaitu lingkungan yang sesuai dengan karakteristik dan cara berpikir peserta didik. Penataan lingkungan yang baik adalah penataan yang memperhatikan tingkat kelas dan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Dalam penataan kelas guru berperan sebagai pengelola kelas.
Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi yang baik pula. Dalam hal ini Guru dituntut untuk menciptakan, menyiapkan kondisi maupun situasi agar peserta didik bersemangat dalam belajar. Masalah pengelolaan kelas merupakan masalah yang selalu ada dalam agenda kegiatan seorang guru. Hal ini guna kepentingan belajar anak didik.
Pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, edukatif dan sesuai dengan tingkat kelas. Peran lingkungan dalam pembelajaran sangatlah penting karena dengan lingkungan yang sesuai dan nyaman maka anak didik dapat belajar dengan baik dan harapannya anak didik dapat aktif dan kreatif. Peran lingkungan belajar adalah mendorong tumbuhnya hubungan positif, merangsang kreaktivitas, mempengaruhi hasil belajar, meningkatkan responsibilitas dan dapat menimbulkan semangat peserta didik untuk belajar. Dengan bersemangatnya peserta didik dalam belajar maka akan berpengaruh positif pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan guru telah berhasil dalam melaksanakan perannya sebagai pengelola kelas dan pengelola pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari seberapa besar daya serap anak didik dan persentase keberhasilan.anak didik yang sesuai dengan KKM.

B.  Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Penataan Situasi Belajar
2. Mengenai Pengelolaan Lingkungan Kelas
3.  Mengenai Menetapkan Lingkungan Fisik dan Psikologi
4. Mengenai  Menetapkan Peraturan Dan Rutinitas Kelas
5.  Mengenai Hakikat penataan Belajar

C.  Tujuan
Tujuan disusun makalah ini agar mahasiswa mampu menegetahui mengenai pengertian penataan situasi belajar, pengertian lingkungan belajar , dan hakikat penataan kelas . dan mendapatkan banyak pengetahuan untuk di aplikasikan ke depannya.


BAB II
PEMBHASAN

1.    Pengertian Penataan Situasi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977) menyatakan “The occurence of learningis inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Maksudnya bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
1.    Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi.
2.    Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. Gagne menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang efektif untuk berbagai jenis atau kategori kemampuan belajar.
Kondisi belajar dibagi atas lima kategori belajar sebagai berikut:
1.    Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan bawaan (yang sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan diberikan balikan, pemberian review.
2.    Informasi verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan .
3.    Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa.
4.    Sikap (Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang dihormati.
5.    Keterampilan motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn keterampilan-keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat. Setelah memahami penjelasan mengenai kondisi belajar, tentunya dapat di pahami bahwa kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, sebab kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.

2.    Pengelolaan Lingkungan Kelas
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong ynag dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan, iklim belajar yang kondusif harus di tunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti: sarana laborotium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara pesarta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara cepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim pembelajaran yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan aktivitas serta kreativitas peserta didik.
            Lingkungan Kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiataan sebagai berikut.
1.    Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
2.    Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berperestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal, dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran remedial.
3.    Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik serta pengolaan kelas yang tepat, efektif dan efesien.
4.    Menciptakan suasana kerja sama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengeloaan pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahawa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sanksi atau dipermalukan.
5.    Melibatkan peserta didik dalam proses prencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing. Sekali-sekali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaraan, agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang di lakasanakan.
6.    Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tnggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7.    Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (self assesement) dalam hal ini, guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang di laluinya.[1]



Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya di antaranya :
Kondisi Fisik, merupakan lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat munimal mendukung meningkatnya intesitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik meliputi:
a)   Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa tidak berdesak desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b)   Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa, Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi proses belajar mengajar siswa.
c)    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendali bu guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d)   Pengaturan penyimpanan barang barang.
Barang barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan digunakan bagi keperluan belajar. Barang barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, khendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangggu gerak kegiatan siswa. Tentu asaja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang barang tersebut baik dri pencurian maupun barang barang yang mudah meledak atau terbakar.

          Suhaena Suparno, mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi  ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebai berikut.
1.    Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yag salah satu petunjuknya adalah bahwwa anak anak belajar dengn aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik.
2.    Penataan tersebut bersifat Fleksibel atau (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ketujuan yang lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu.
3.    Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep konsep tersebut yaitu berupa gambar gambar atau model atau media lain sehingga konsep konsep tersebut bersifat herbalitas. Tempat penyimpanan alat dan media tersebut cukup udah dicapai sehingga waktu belajar siswa tidak terbuang.
4.    Penataan ruangan yang fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka mereka senang belajar. Indikator ini tentu tidak dapat dengan segera diketahui, tetapi guru yang berpengalaman akan dapat melihat apakah siswa belajar dengan senang atau tidak.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
1.    Ruang lingkup kelas harus diusahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a.    Ukuran ruang kelas 8m x 7m .
b.    Dapat memberikan kebebasan gerak, indikasi pandangan pendengaran.
c.    Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
d.   Pengaturan prabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa.
2.    Daun cendela tidak mengganggu lalu lintas pada selayar. Peralatan dan prabot yang haus ada dalam ruangan kelas antara lain:


1.        Meja kursi untuk guru dan siswa.
2.        Papan tulis.
3.        Papan panel.
4.        Lemari.
5.        Rak buku ruang.
6.        Alat pembersih.
7.        Gambar presiden, wakil presiden,gaaruda pancasila.
8.        Kalender pindidikan.
9.        Tempar bendera merah putih.
10.    Daftar atau jadwal pelajaran.
11.    Gambar atau denah kelas termasuk tempat duduk siswa.
12.    Taplak meja.
13.    Tempat bunga.
14.    Kerangjang sampah.
15.    Lab atau serbet.



3.    Menetapkan Lingkungan Fisik Dan Psikologi
   Lingkungan kelas memiliki pengaruh yang kuat pada prilaku, pembelajaran, dan motivasi siswa. Beberapa tahun yang lalu Lewin dan koleganya dan menunjukan bahwa interaksi antara kebutuhan seseorang dan kondisi lingkungan sekitarnya merupakan faktor kunci dalam menjelaskan prilaku individual.
Para guru dapat memanipulasi dua elemen dari lingkungan kelas untuk meningkatkan pembelajaran dan memperbaiki prilaku. Lingkungan fisik mencakup aspek aspek dari kelas yang terpisah dari orng orang yang berada didalamnya. Bentuk dan ukuran ruangan, pengaturan dan tempat guru dan lokasi, serta ketersediaan peralatan dan meterial adalah aspek utama dalm linkungan fisik . karna hal hal ini adalah hal yang kongkrit di obsrpasi kebanyakan siswa dalam kelas akan mendeskripsikan lingkungan fisik dalm car yang sama.
Sebaliknya, lingkungan psikologis hadir hanya dalam pemikiran akan mereka yang berada dalam kelas itu. Hasilnya, para siswa dan guru mungkin mengalami dan mendeskrpsikan lingkungan psikologis dalam cara yang berbeda. Lingkungan psikologis kadang mengacu pada iklim kelas yaitu mencakup nuansa emosionalal didalam kelas dam tingkat kenyaman yang siswa rasakan dengan guru, tugas belajar, dan satu sama lain sebagai kelompok sosial.
a.    Merencanakan Lingkungan Fisik
Rancangan kelas yang sudah dipikirkan mendalam dan meminimalkan atau mengurangi hal ini dan baanyak masaalah kelas lainnya.
1.    Pola tempat duduk.
2.    Peralatan dan materi.
3.    Pengaturan ruangan.

b.    Merancanakan Lingkungan Psikologis
Tiga aspek dari psikologis secara konsisten berhubungan dengan pembelajaran siswa:
1.    Aspek emosional atau nuansa.
2.    Orientasi tugas.
3.    Organisasi.

4.    Menetapkan Peraturan Dan Rutinitas Kelas
   Peraturan kelas adalah penyataan eksprisip yang memperlihatkan harapan prilaku dan menetapkan lingkungan belajar yang dapat di prediksi. Rutinitas kelas prosedur yan ditetapkan yag mengarahkaan dan mengrdinir cara pergerakan dan cara kemunculan kejadian. Peraturann dan rutinitas yang dibangun dengan pemikiran meendalam mendorong siswa untuk menerima taggung jawab untuk prilaku meekera sendiri. [2]
   Peneletian menunjukan bahwa prestasi akademik untuk para siswa pada semua tingkatan aadlan secara signifikan lebih tinggi pada kelas dimana praturan dan rutinitas di implementasikan . lebih jauh, penelitian menunjukan bahwa praturan dan prosedur dirumah dapat dimiliki pengaruh yang besar pada pembelajaran prilaku siswa disekolah. Keuntungan dari rutinitas dan praturan kelas baik untuk guru dan siswa adalah pentingnya mempertimbangakan cara menetapkannya. Tentu saja kelas yang diatur dengan baik dan dikelola dengan baik maka para guru menghabiskan stidaknya lebih banyak waktu lebih awal dalam perencanaan tahunan dan penerapan peraturan dan rutinitas kelas ketika mereka melakukan intrupsi materi.

5.     Hakikat penataan Belajar
1.      Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.
2.      Tujuan guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.
3.      Secara garis besar terdapat 2 komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu:
a.       Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar dan,
b.      Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian kondisi belajar yang optimal.
4.      Ada 6 prinsip yang perlu di pelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip-prinsip ini tidak bisa digunakan satu persatu saja tetapi harus bervariasi artinya lebih dari satu prinsip. Hal-hal yang harus di perhatikanan guru dalam memilih prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini adalah:
1.      situasi dan kondisi di mana pembelajaran tersebut berlangsung.
2.      pada siapa proses pembelajaran tersebut ditujukan


Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
1.    Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah:
a.    memelihara lingkungan fisik kelas
b.    mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam kelas dan.
c.    mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif.
Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah:
a.    sebagai manajer.
b.    sebagai pendidik.
c.    Dan sebagai pengajar.
2.    Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari siswa dan bisa juga dari faktor lingkungan.
3.    Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu:
a.    guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa.
b.    guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti dengan tiba-tiba.
c.    hindari ketidak tepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu.
d.   guru harus dapat mengelola waktu, baru hal ini dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan disiplin diri siswa dan.
e.         berilah penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan kebosanan.
Hakikat Penataan Kelas
1.    Pengaturan dan penataan kelas mencakup:
a.    pengaturan siswa.
b.    lingkungan fisik dan
c.    penggunaan ruangan, serta
d.   pemanfaatan sumber belajar yang berasal dari lingkungan karena itus setiap guru dituntut untuk tampil dan kreatif serta peka terhadap suasana kelasnya.
2.    Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat mempengaruhi basis belajar siswa, dan pencapaian tujuan pembelajaran keefektifan lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal dalam pengelolaan kelas seperti:
a.    jumlah siswa dan
b.    besarnya ruang kelas.
Ruang Kelas
1.      Ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
2.      Ciri-ciri produktif
1)      memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis antara guru dan siswa serta antara siswa sendiri.
2)      tugas-tugas siswa dapat diselesaikan tepat pada waktunya
3)      sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa yang tinggi dapat terjaga dengan baik.
4)      memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid antara siswa maupun dengan gurunya.
5)      kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin
6)      dapat meminimalisasi masalah atau hambatan dalam pengelolaan kelas.
7)      dapat mencapai hasil yang optimal.
3.    Ruang kelas secara tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembangnya siswa baik fisik maupun mental, intelektual, emosional dan sosialnya. Karena itu guru harus memperhatikan bagaimana menata fasilitas dan perabot kelas sehingga akan dapat aman, nyaman dan kreatif selama proses pembelajaran berlangsung.











BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penetapan situasi belajar adalah suatu proses perencanaan dalam upaya meningkatkan keteraturan, ketertiban, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan untuk semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan serta keterbukaan.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami  banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.












DAFTAR PUSTAKA
Cruickshank, Donald R. Perilaku Mengajar. 2014. Jakarta:Salemba Humanika
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2006. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya




[1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajarani, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2006 ) Cet. II hlm. 165-167
[2] Donald R. Cruickshank, Perilaku Mengajar, (Jakarta: Salemba Humanika 2014 ) Cet. II hlm.174