BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif akan
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi yang
bernilai eduktif dikarenakan kegiatan belajar dan mengajar yang diarahkan pada
tujuan yang telah ditentukan dan direncanakan pada sebelumnya. Perencanaan
kegiatan dilaksanakan oleh guru selaku perencana dalam hal pengajaran yang
dilaksanakan secara
sistematis. Dalam hal ini guru selain berperan sebagai pendidik juga berperan
sebagai perencana.
Harapan yang
tidak pernah sirna dan guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang telah
disampaikan dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik. Hal ini memberikan
penjelasan bahwa kunci dari keberhasilan belajar peserta didik adalah bagaimana
cara guru menyampaikan bahan ajar. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang
dirasakan oleh guru. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan maka peran guru sangatlah penting
Peran lingkungan
yang baik akan mendorong hasil belajar dan meningkatkan kreaktivitas peserta
didik. Lingkungan yang baik yaitu lingkungan yang sesuai dengan karakteristik
dan cara berpikir peserta didik. Penataan lingkungan yang baik adalah penataan
yang memperhatikan tingkat kelas dan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Dalam penataan kelas guru berperan sebagai pengelola kelas.
Pengelolaan
kelas yang baik akan melahirkan interaksi yang baik pula. Dalam hal ini Guru
dituntut untuk menciptakan, menyiapkan kondisi maupun situasi agar peserta
didik bersemangat dalam belajar. Masalah pengelolaan kelas merupakan masalah
yang selalu ada dalam agenda kegiatan seorang guru. Hal ini guna kepentingan
belajar anak didik.
Pengelolaan
kelas dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
edukatif dan sesuai dengan tingkat kelas. Peran lingkungan dalam pembelajaran
sangatlah penting karena dengan lingkungan yang sesuai dan nyaman maka anak
didik dapat belajar dengan baik dan harapannya anak didik dapat aktif dan
kreatif. Peran lingkungan belajar adalah mendorong tumbuhnya hubungan positif,
merangsang kreaktivitas, mempengaruhi hasil belajar, meningkatkan
responsibilitas dan dapat menimbulkan semangat peserta didik untuk belajar.
Dengan bersemangatnya peserta didik dalam belajar maka akan berpengaruh positif
pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan guru telah berhasil dalam
melaksanakan perannya sebagai pengelola kelas dan pengelola pembelajaran.
Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari seberapa
besar daya serap anak didik dan persentase keberhasilan.anak didik yang sesuai dengan KKM.
B. Rumusan
Masalah
1. Mengetahui Pengertian Penataan
Situasi Belajar
2. Mengenai Pengelolaan Lingkungan
Kelas
3. Mengenai Menetapkan
Lingkungan Fisik dan Psikologi
4. Mengenai Menetapkan
Peraturan Dan Rutinitas Kelas
5. Mengenai Hakikat penataan
Belajar
C. Tujuan
Tujuan disusun
makalah ini agar mahasiswa mampu menegetahui mengenai pengertian penataan
situasi belajar, pengertian lingkungan belajar , dan hakikat penataan kelas .
dan mendapatkan banyak pengetahuan untuk di aplikasikan ke depannya.
BAB II
PEMBHASAN
1. Pengertian
Penataan Situasi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan
yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses
pengolahan mental. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of
learning” (1977) menyatakan “The occurence of learningis inferred from a
difference in human being’s performance before and after being placed in a
learning situation”. Maksudnya bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi
belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku
(performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar atas
dua, yaitu:
1. Kondisi
internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri
individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh
seperangkat proses transformasi.
2. Kondisi Eksternal
(eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar.
Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus.
Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan
kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda
pula. Gagne menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang efektif untuk berbagai
jenis atau kategori kemampuan belajar.
Kondisi belajar dibagi atas lima
kategori belajar sebagai berikut:
1. Keterampilan
intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan bawaan (yang sebelumnya),
pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh
siswa dengan diberikan balikan, pemberian review.
2. Informasi
verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna,
kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan .
3. Strategi
kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi
belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan
konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil,
pendemonstrasian solusi oleh siswa.
4. Sikap
(Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan
tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model
manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung
yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang
dihormati.
5. Keterampilan
motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan
adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau
pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn
keterampilan-keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat. Setelah memahami
penjelasan mengenai kondisi belajar, tentunya dapat di pahami bahwa kondisi
belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa, sebab kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil
belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.
2.
Pengelolaan Lingkungan Kelas
Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor
pendorong ynag dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran,
sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan
dan rasa bosan, iklim belajar yang kondusif harus di tunjang oleh berbagai
fasilitas belajar yang menyenangkan seperti: sarana laborotium, pengaturan
lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara pesarta
didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri serta penataan organisasi
dan bahan pembelajaran secara cepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan
peserta didik. Iklim pembelajaran yang menyenangkan akan membangkitkan semangat
dan aktivitas serta kreativitas peserta didik.
Lingkungan
Kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan
kegiataan sebagai berikut.
1.
Memberikan
pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam melakukan tugas
pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik terutama bagi
mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar
sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
2.
Memberikan
pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berperestasi, atau
berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal sebagian peserta didik
akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal, dan menuntut peran
ekstra guru untuk memberikan pembelajaran remedial.
3.
Mengembangkan
organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan
potensi seluruh peserta didik secara optimal.termasuk dalam hal ini adalah
penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik
serta pengolaan kelas yang tepat, efektif dan efesien.
4.
Menciptakan
suasana kerja sama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara
peserta didik dengan guru dan pengeloaan pembelajaran lain. Hal ini mengandung
implikasi bahawa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas luasnya
untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sanksi atau
dipermalukan.
5.
Melibatkan
peserta didik dalam proses prencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini
guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing. Sekali-sekali cobalah
untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaraan, agar
mereka merasa bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang di lakasanakan.
6.
Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tnggung jawab bersama antara peserta didik dan
guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai
sumber belajar.
7.
Mengembangkan
sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri
(self assesement) dalam hal ini, guru sebagai fasilitator harus mampu membantu
peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses
belajar yang di laluinya.[1]
Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhinya di antaranya :
Kondisi Fisik, merupakan lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat munimal mendukung meningkatnya intesitas proses pembelajaran
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Lingkungan fisik meliputi:
a)
Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak
leluasa tidak berdesak desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu
dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar. Besarnya ruangan
kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.
Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan.
b)
Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
siswa, Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi proses belajar mengajar siswa.
c)
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendali bu guru sulit mengatur
karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang
nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d)
Pengaturan penyimpanan barang barang.
Barang
barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan
dan akan digunakan bagi keperluan belajar. Barang barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran,
pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, khendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menggangggu gerak kegiatan siswa. Tentu asaja
masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus dicek dan
recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang barang tersebut baik dri pencurian
maupun barang barang yang mudah meledak atau terbakar.
Suhaena Suparno, mengemukakan kriteria
yang harus dipenuhi ketika melakukan
penataan fasilitas ruang kelas sebai berikut.
1.
Penataan
ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yag
salah satu petunjuknya adalah bahwwa anak anak belajar dengn aktif dan guru
dapat mengelola kelas dengan baik.
2.
Penataan
tersebut bersifat Fleksibel atau (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan
ketujuan yang lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat
kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu.
3.
Ketika
anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas fasilitas yang dapat
memberikan bantuan untuk memperjelas konsep konsep tersebut yaitu berupa gambar
gambar atau model atau media lain sehingga konsep konsep tersebut bersifat
herbalitas. Tempat penyimpanan alat dan media tersebut cukup udah dicapai
sehingga waktu belajar siswa tidak terbuang.
4.
Penataan
ruangan yang fasilitas yang ada dikelas harus mampu membantu siswa meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka mereka senang belajar. Indikator
ini tentu tidak dapat dengan segera diketahui, tetapi guru yang berpengalaman
akan dapat melihat apakah siswa belajar dengan senang atau tidak.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
1.
Ruang
lingkup kelas harus diusahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a.
Ukuran
ruang kelas 8m x 7m .
b.
Dapat
memberikan kebebasan gerak, indikasi pandangan pendengaran.
c.
Cukup
cahaya dan sirkulasi udara.
d.
Pengaturan
prabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa.
2.
Daun
cendela tidak mengganggu lalu lintas pada selayar. Peralatan dan prabot yang
haus ada dalam ruangan kelas antara lain:
1.
Meja
kursi untuk guru dan siswa.
2.
Papan
tulis.
3.
Papan
panel.
4.
Lemari.
5.
Rak
buku ruang.
6.
Alat
pembersih.
7.
Gambar
presiden, wakil presiden,gaaruda pancasila.
8.
Kalender
pindidikan.
9.
Tempar
bendera merah putih.
10.
Daftar
atau jadwal pelajaran.
11.
Gambar
atau denah kelas termasuk tempat duduk siswa.
12.
Taplak
meja.
13.
Tempat
bunga.
14.
Kerangjang
sampah.
15.
Lab
atau serbet.
3.
Menetapkan Lingkungan Fisik Dan Psikologi
Lingkungan kelas memiliki
pengaruh yang kuat pada prilaku, pembelajaran, dan motivasi siswa. Beberapa
tahun yang lalu Lewin dan koleganya dan menunjukan bahwa interaksi antara
kebutuhan seseorang dan kondisi lingkungan sekitarnya merupakan faktor kunci
dalam menjelaskan prilaku individual.
Para guru dapat memanipulasi dua elemen dari lingkungan kelas untuk
meningkatkan pembelajaran dan memperbaiki prilaku. Lingkungan fisik mencakup
aspek aspek dari kelas yang terpisah dari orng orang yang berada didalamnya.
Bentuk dan ukuran ruangan, pengaturan dan tempat guru dan lokasi, serta
ketersediaan peralatan dan meterial adalah aspek utama dalm linkungan fisik .
karna hal hal ini adalah hal yang kongkrit di obsrpasi kebanyakan siswa dalam
kelas akan mendeskripsikan lingkungan fisik dalm car yang sama.
Sebaliknya, lingkungan psikologis hadir hanya dalam pemikiran
akan mereka yang berada dalam kelas itu. Hasilnya, para siswa dan guru mungkin
mengalami dan mendeskrpsikan lingkungan psikologis dalam cara yang berbeda.
Lingkungan psikologis kadang mengacu pada iklim kelas yaitu mencakup nuansa
emosionalal didalam kelas dam tingkat kenyaman yang siswa rasakan dengan guru,
tugas belajar, dan satu sama lain sebagai kelompok sosial.
a.
Merencanakan Lingkungan Fisik
Rancangan kelas yang sudah dipikirkan mendalam dan meminimalkan
atau mengurangi hal ini dan baanyak masaalah kelas lainnya.
1.
Pola
tempat duduk.
2.
Peralatan
dan materi.
3.
Pengaturan
ruangan.
b.
Merancanakan Lingkungan Psikologis
Tiga aspek dari psikologis
secara konsisten berhubungan dengan pembelajaran siswa:
1.
Aspek
emosional atau nuansa.
2.
Orientasi
tugas.
3.
Organisasi.
4.
Menetapkan Peraturan Dan Rutinitas Kelas
Peraturan kelas adalah penyataan eksprisip
yang memperlihatkan harapan prilaku dan menetapkan lingkungan belajar yang
dapat di prediksi. Rutinitas kelas prosedur yan ditetapkan yag mengarahkaan dan
mengrdinir cara pergerakan dan cara kemunculan kejadian. Peraturann dan
rutinitas yang dibangun dengan pemikiran meendalam mendorong siswa untuk
menerima taggung jawab untuk prilaku meekera sendiri. [2]
Peneletian menunjukan bahwa prestasi akademik
untuk para siswa pada semua tingkatan aadlan secara signifikan lebih tinggi
pada kelas dimana praturan dan rutinitas di implementasikan . lebih jauh,
penelitian menunjukan bahwa praturan dan prosedur dirumah dapat dimiliki
pengaruh yang besar pada pembelajaran prilaku siswa disekolah. Keuntungan dari
rutinitas dan praturan kelas baik untuk guru dan siswa adalah pentingnya
mempertimbangakan cara menetapkannya. Tentu saja kelas yang diatur dengan baik
dan dikelola dengan baik maka para guru menghabiskan stidaknya lebih banyak
waktu lebih awal dalam perencanaan tahunan dan penerapan peraturan dan
rutinitas kelas ketika mereka melakukan intrupsi materi.
5.
Hakikat penataan Belajar
1.
Pengelolaan
kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,
dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif
serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.
2.
Tujuan
guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat
belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan
suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.
3.
Secara
garis besar terdapat 2 komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu:
a.
Keterampilan
yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar dan,
b.
Keterampilan
yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian kondisi belajar
yang optimal.
4.
Ada
6 prinsip yang perlu di pelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas.
Prinsip-prinsip ini tidak bisa digunakan satu persatu saja tetapi harus
bervariasi artinya lebih dari satu prinsip. Hal-hal yang harus di perhatikanan
guru dalam memilih prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini adalah:
1.
situasi
dan kondisi di mana pembelajaran tersebut berlangsung.
2.
pada
siapa proses pembelajaran tersebut ditujukan
Peran
Guru dalam Pengelolaan Kelas
1.
Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah:
a.
memelihara lingkungan fisik kelas
b.
mengarahkan/membimbing proses intelektual dan
sosial siswa di dalam kelas dan.
c.
mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang
efisien dan efektif.
Sedangkan
tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah:
a.
sebagai manajer.
b.
sebagai pendidik.
c.
Dan sebagai pengajar.
2.
Dalam mengelola kelas sering ditemui
kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang
efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari siswa dan
bisa juga dari faktor lingkungan.
3.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang
kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi
kendala tersebut yaitu:
a.
guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan
terhadap siswa.
b.
guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang
dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti dengan tiba-tiba.
c.
hindari ketidak tepatan menandai dan mengakhiri
suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu.
d.
guru harus dapat mengelola waktu, baru hal ini
dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan disiplin diri siswa dan.
e.
berilah penjelasan yang jelas, sederhana,
sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat
menimbulkan kebosanan.
Hakikat
Penataan Kelas
1. Pengaturan
dan penataan kelas mencakup:
a. pengaturan
siswa.
b. lingkungan
fisik dan
c. penggunaan
ruangan, serta
d. pemanfaatan
sumber belajar yang berasal dari lingkungan karena itus setiap guru dituntut
untuk tampil dan kreatif serta peka terhadap suasana kelasnya.
2.
Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat
mempengaruhi basis belajar siswa, dan pencapaian tujuan pembelajaran
keefektifan lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal
dalam pengelolaan kelas seperti:
a. jumlah
siswa dan
b. besarnya
ruang kelas.
Ruang
Kelas
1.
Ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang
akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
2.
Ciri-ciri produktif
1)
memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis
antara guru dan siswa serta antara siswa sendiri.
2)
tugas-tugas siswa dapat diselesaikan tepat pada
waktunya
3)
sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa
yang tinggi dapat terjaga dengan baik.
4)
memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid
antara siswa maupun dengan gurunya.
5)
kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin
6)
dapat meminimalisasi masalah atau hambatan
dalam pengelolaan kelas.
7)
dapat mencapai hasil yang optimal.
3.
Ruang kelas secara tidak langsung mempengaruhi
tumbuh kembangnya siswa baik fisik maupun mental, intelektual, emosional dan
sosialnya. Karena itu guru harus memperhatikan bagaimana menata fasilitas dan
perabot kelas sehingga akan dapat aman, nyaman dan kreatif selama proses
pembelajaran berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penetapan situasi
belajar adalah suatu proses perencanaan dalam
upaya meningkatkan keteraturan, ketertiban, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan untuk semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras,
seimbang dan berkelanjutan serta keterbukaan.
B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami
banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cruickshank,
Donald R. Perilaku Mengajar. 2014. Jakarta:Salemba Humanika
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2006. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Posting Komentar